VB 6.0 dan Google Map

Posted by Phinuss 0 comments

Disini saya akan sharing bagaimana membuat program sederhana dengan Visual Basic 6.0 yang akan menampilkan google map pada program tersebut. Sebenarnya ini merupakan project TA (Tugas Akhir) salah seorang client saya dulu cuma waktu itu menampilkan lokasi dengan google earth pada software Prediksi Cuaca dengan Logika Fuzzy. Sebenarnya ini gampang banget cuma me link suatu file .html pada VB 6.0 sehingga sebelumnya kita buat dulu file html nya.

Di dalam html sendiri ada beberapa code API (Application Programing Interface) yang telah disediakan oleh google jadi tinggal di copas aja.hehe.. Code yang disediakan oleh google tu gratis alias bisa di sebarkan dan di edit sesuka kita kok (uda ada di webnya) www.code.google.com. Trus gimana cara membuat file htmlnya??? Berikut Langkah-langkahnya:
1. Buka web www.code.google.com
2. Klik Edit Html di pojok kanan dan copy code tersebut
3. Paste code tersebut pada notepad dan simpan dengan attribut .html

4. selesai



Setelah membuat file html kita lanjutkan dengan membuat program dengan Visual Basic 6.0. Jalankan Visual Basic 6
2. Setelah muncul form klik Project–> Component (Ctrl + T) sehingga muncul jendela seperti gambar di bawah ini


3. Pada gambar di atas, plih component “Microsoft Internet Controls”
4. Buat web browser pada form dengan mengklik web browser(gambar bola)dunia pada toolbar. untuk lebih jelasnya liat gambar dibawah

4. Masukkan code berikut pada form
Private Sub Form_Load()
WebBrowser1.Navigate (App.Path & "/map.html")
End Sub


WebBrowser1 = properties web browser, map.html = nama file html yang tadi.
Jangan lupa file html diletakkan satu folder dengan program visual basicnya
5. Run program tersebut, dan lihatlah. pasti hasilnya seperi gambar di bawha ini

 

Distronya Kaum Sufi

Posted by Phinuss 0 comments

Rupanya di Kafe Sufi mulai di lauching produk yang sangat ditunggu-tunggu. Yaitu Distro Sufi. Para pengkafe sangat gembira dan penuh suka cita, apabila Distro Sufi ini benar-benar terwujud.

Karena dengan menggunakan pakaian dari Distro Sufi ini, nafsunya akan terkendali, jiwanya akan bersih, imannya akan kuat, dan Islamnya terwujud dalam keseharian bersama Allah Ta’ala.

Di luar dugaan yang mengantre untuk membeli distro berjubal mengalahkan antre tiket sepak bola. Tapi mereka tampak tertib dan khusyu’. Semakin tidak khusyu’ hatinya, tidak khudhu jiwanya, semakin jauh dari upaya untuk mendapatkan pakaian bersih di Distro itu.

“Saudara-saudara sekalian“, kata manajer Kafe membuka acara launching. “Kita akan membuka acara yang kita tunggu-tunggu dengan penuh sabar dan ridho. Untuk itulah kami memuqoddimahi acara ini dengan sebuah kisah, ketika malam Lailatul Qadar, malam yang agung, tiba-tiba Syeikh Abul Hasan asy-Syadzily Sang Sulthonul Auliya’ bertemu Rasulullah saw, dan  bercerita, “Semalam aku bertemu rasulullah saw, dan beliau Rasulullah saw, bersabda padaku:

“Wahai Ali, bersihkan bajumu dari kotoran, engkau akan mendapatkan anugerah Allah di setiap nafasmu.”
“Wahai Rasulullah, bajuku yang mana itu?” tanyaku.

Maka rasulullah saw, bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memberimu lima pakaian:
  1. Pakaian Cinta
  2. Pakaian Ma’rifat
  3. Pakaian Tauhid
  4. Pakaian Iman
  5. Pakaian Islam.

  • Siapa yang m,encintai Allah swt, segalanya akan terasa hina.
  • Siapa yang ma’rifat kepada Allah swt, segala sesuatu menjadi kecil.
  • Siapa yang bertauhid kepada Allah swt, ia tidak akan musyrik selamanya.
  • Siapa yang beriman kepada Allah swt, ia aman dari segalanya.
  • Siapa yang Islam hanya bagi Allah, akan sedikit maksiatnya, dan jika maksiat ia langsung memohon ampun kepadaNya. Jika memohon maaf diterimalah maafnya.”

“maka saat itulah aku faham apa yang difirmankan Allah Azza wa-Jalla,: “Makasucikanlah bajumu.”

Usai pidato pembukaan itu, sang manajer Kafe lalu tersentyum dengan senyuman yang serasa luas bagai lautan. Teduh, dalam, dan mendamaikan.
Para pengkafe baru faham, apa sesungguhnya Distro Sufi yang hakiki.

Menu Yang Bikin Menangis

Posted by Phinuss 0 comments

Ada menu di kafe Sufi, sekali anda makan dan anda minum, airmata meleleh ke pipi. Saking pedasnya? Bukan. Tetapi karena setiap bumbunya, terus-menerus membuat hati kembali kepada Allah swt. Nah, biasanya ada model menangis.Ada menangis mata; ada menangis hati; ada pula menangis rahasia batin:

  • Menangis mata adalah tangisan kaum ma’rifat yang kembali hatinya kepada Allah swt.
  • Menangis hati adalah tangisan kaum ma’rifat yang sedang menempuh jalan menuju Allah swt.
  • Menangis rahasia batin, adalah kaum ma’rifat yang menangis karena mereka menjadi pecinta Allah swt.

Perlu diketahui, bahwa kalangan ahli ma’rifat mempunyai kesusahan yang tersembunyi di bawah rahasia batin mereka, tertutupi oleh pemikiran mereka, maka, ketika rahasia batinnya memuncak, berhembuslah angin rasa takut penuh cinta karena Kharisma Ilahi. Sedangkan hatinya bergolak jilatan api kegelisahan, yang membakar seluruh remuk redamnya kealpaan dan kelupaan kepada Tuhannya Azza wa-Jalla. Untuk sajian menunya ada beberapa piliha; anda tinggal minta pesan kepada pelayan, seputar derajat tangis anda. Silahkan dipilih:
  • Sajian menangis karena malu, seperti tangisan Nabi Adam as.
  • Menangis karena kesalahan, seperti tangisan Nabi Dawud as.
  • Menangis karena takut, seperti tangisan Nabi Yahya bin Zakaria.
  • Menangis karena kehilangan, seperti tangisan Nabi Ya’qub as.
  • Menangis karena Kharisma Ilahi, seperti tangisan seluruh para Nabi as, yaitu dalam firmanNya:  “Ketika dibacakan ayat-ayat Sang Rahman kepada mereka, maka mereka bersujud dan menangis.” (Marsyam: 58)
  • Menangis karena rindu dan cinta, seperti tangisan Nabi Syu’aib as,  ketika beliau menangis sampai matanya buta, kemudian Allah swt, mengembalikan menjadi sembuh, lalu beliau menangis lagi hingga buta kembali sampai tiga kali. Lalu Allah swt, memberikan wahyu kepadanya: “Wahai Syu’aib, bila tangisanmu karena engkau takut neraka, Aku sudah benar-benar mengamankan dirimu dari neraka. Dan jika tangismu karena syurga, Aku telah mewajibkan dirimu syurga.”

“Tidak Ya Tuhan, namun aku menangis karena rindu ingin memandangmu…” kata Nabi Syu’aib as. Kemudian Allah swt, menurunkan wahyu kepadanya,” Sungguh wahai Syu’aib! Sangat benar orang yang menghendakiKu, menangis dari dalam rindu kepadaKu. Untuk penyakit ini tidak ada obatnya, kecuali bertemu denganKu.”
Diriwayatkan bahwa Nabi saw, bersabda: “Bila seorang hamba menangis karena takut kepada Allah atas masalah ummat, sungguh Allah swt memberikan rahmat bagi ummat itu, karena tangisan hamba tadi.”

Rabi’ah ra, berkata, “Aku menangis selama sepuluh tahun karena merasa jauh dari Allah swt, dan sepuluh tahun lagi menangis karena bersama Allah swt, kemudian sepuluh tahun menangis karena menuju kepada Allah swt. Menangis karena bersama Allah, disebabkan sangat berharap padaNya. Sedangkan menangis jauh dari Allah swt, karena takut kepadaNya. Adapun menangis karena menuju Allah swt, karena sangat rindu kepadaNya.”

Salah satu Sufi berkata, “Aku masuk ke rumah rabi’ah al-Bashriyah, ketika itu ia sedang sujud. Lalu aku duduk di sisinya, hingga ia bangun mengangkat kepalanya. Kulihat ditempat sujudnya menggenang air matanya. Aku bersalam kepadanya, dan ia jawab salamku. Ia berkata, “Apa kebutuhanmu?” tanyanya.
“Aku ingin datang kepadamu..” kataku.

Lalu ia menangis, dan memalingkan wajahnya dariku. Ketika ia menangis, ia mengatakan, “Sejuknya matahatiku  harus datang dariMu? Sungguh mengherankan orang yang mengenalMu, bagaimana ia bisa sibuk dengan selain DiriMu? Mengherankan sekali! Orang yang menghendakiMu, bagaimana ia menginginkan selain DiriMu?”
Silakan anda memlih, nanti akan disiapkan oleh para pelayan.

Cuci mulut yang menyucikan jiwa
Menu tutup makan dan minum, adalah cuci mulut. Menu ini terdiri dari buah-buahan dari pohon taubat dan khusyu’. Lalu berbuah syukur yang tak henti-hentinya berbuah. Bagi para peng-kafe sufi, menu cuci mulut ini sangat berarti agar tidak muncul hasrat nafsu yang ambisius dan berlebihan dalam menjalankan ubudiyah serta menyantap santapan ruhani. Karena betapa banyaknya kebenaran disampaikan dengan nafsu dan emosi, sehingga malah merusak pribadi sang muballigh atau juru dakwah itu sendiri. Itu disebabkan dakwah jadi entertain, hiburan dan industri. Dan itulah hancurnya para muballigh kita.
Mereka mesti mencuci mulutnya setelah menyantap sajian pengetahuan agama, sajian akidah dan ruhani mereka.

Cara mengkonsuminya adalah sebagai berikut:
  • Hayati dalam-dalam rasa cahaya yang tersembunyi dibalik konsumsi pengetahuan dan kema’rifatan, agar tidak lupa pada tujuan hakikinya.
  • Beristighfar dulu sebelum mencuci mulut dengan sajian buah segar cahaya ini, siapa tahu ketika mengkonsumsi makanan  ruhani bercampur dengan nafsu dan syahwat.
  • Ambillah dengan Nama Allah dan gerakan tangan bersyukur.
  • Kunyahlah pelan-pelan agar seluruh mulut hati anda merasakan betapa cintanya Allah kepadamu. Sampai mulut hati anda dipenuhi oleh rasa Husnudzon (baik sangka) yang kuat kepadaNya.
  • Akhiri dengan rasa fakir, ketakberdayaan, hina dan lemah di hadapanNya.

[Nasihat Sufi] Sudahkah kamu melakukannya sendiri

Posted by Phinuss 0 comments
Wahai para penyeru kebaikan, sudahkah kamu melakukannya sendiri?

Jangan kau sembuhkan orang sakit jika penyakit berbahaya bersarang di tubuhmu.
Berilah petunjuk orang lain di saat kau telah dapatkan petunjuk itu.
Mulailah taat dari dirimu sendiri, hindari larangan-Nya, kau kan menjadi orang bijak.
Dengan demikian, ucapanmu kan di percaya dan mengandung petunjuk, ilmumu kan bermanfaat bagimu dan bagi umat.

Jangan kau cela akhlak orang lain jika kamu masih seperti mereka.
Berusahalah berakhlak mulia, kau kan terhormat."

Wahai para penasihat umat, kelak kau kan celaka jika yang kau katakan tidak pernah kau lakukan.
Kau nasihati orang dengan sungguh, sedangkan kau sendiri jauh dari saran-saran itu.
Kau katakan jangan mencintai dunia, tetapi kamu sendiri lebih mencintainya daripada mereka.

"Adalah maksiat jika kamu cari ilmu bukan karena Allah, melainkan untuk dunia."

Mulailah dari diri sendiri, belajar untuk tidak melakukan apa yang tidak pernah kita lakukan.

Rasulullah saw. pernah berkata; "Barangsiapa berkata sesuatu yang tidak pernah dia lakukan, maka tempatnya adalah neraka".

KH. Tubagus Muhammad Falak - Wali Agung Dari Bogor

Posted by Phinuss 0 comments

KH. Tubagus Muhammad Falak bin KH. Tubagus Abbas adalah seorang kiai kharismatik yang dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan pesantren dan kemudian dikenal luas Oleh kalangan masyarakat sebagai pemimpin rohani dalam gerakan sufi sebagai mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah yang mengambil ijazah langsung dari Syekh Abdul Karim Banten.

Beliau adalah tokoh agama yang dikenal pula karena keahliannya dalam ilmu kasyaf yang memiliki kedalaman ilmu agama dan memiliki keluhuran budi pekerti yang secara langsung dirasakan oleh masyarakat luas.


KH. Tubagus Muhammad Falak dilahirkan pada tahun 1842 di Sabi, pandeglang banten. Sejak kecil beliau mendapatkan pendidikan agama Islam dari orang tuanya. Ayahnya KH. Tubagus Abbas adalah kiai pemimpin pesantren yang hidup dari hasil bertani dan sangat aktif dalam melakukan kegiatan dakwah dan syiar Islam di daerah pandeglang dan sekitarnya bersama isterinya yaitu Ratu Quraisyn.

Secara  garis kuturunan, KH.Tubagus Muhammad Falak tidak saja berasal dari keturunan kiai pesantren, tetapi juga keturunan dari keluarga kesultanan Banten melalui ayah beliau, KH. Tubagus Abbas. Silsilah keturunan beliau sarnpai kepada salah seorang dari sembilan wali yang memiliki putera bernama Sultan Maulana Hasanuddin Banten yaitu Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. Kebangsawanan beliau diperkuat pula oleh garis keturunannya dari sang ibu yaitu Ratu Quraisyn yang masih merupakan keturunan Sultan banten.

Dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga pesantren di Sabi, pandeglang banten menjadi awal yang sangat berpengaruh dalam perjalanan hidup beliau. Suasana keagamaan serta bimbingan agama Islam yang diberikan oleh orangtuanya semasa kecil sangat mempengaruhi pembentukan karakter dan semangat KH. Tubagus Muhammad Falak untuk menuntut ilmu pengetahuan agama Islam serta mengamalkan ilmu tersebut demi kepentingan masyarakat luas.

Setelah selesai mempelajari beberapa kitab dalam bidang bahasa, fiqh dan terutama aqidah dari orangtuanya hingga usia 15 tahun, KH. Tubagus Muhammad Falak yang sejak kecil mempelajari Al-Quran dan tergolong cerdas dalam menyerap pengetahuan Islam serta pintar dalam menguasai ilmu beladiri ini pernah memperdalam pengetahuan agamanya di Cirebon dan beberapa ulama banten diantaranya Syekh Abdul Halim Kadu Peusing atas anjuran KH. Tubagus Abbas.

Di usia 15 tahun tepatnya pada tahun 1857, MH. Tubagus Muhammad Falak diberangkatkan oleh orangtuanya ke Mekah untuk menunaikan lbadah haji dan menuntut berbagai bidang ilmu perngetahuan agama di sana. Selama mukim di Mekkah beliau bertempat tinggal bersama salah seorang gurunya yang merupakan ulama besar lndonesia bernama Syekh Abdul Karim banten sesuai dengan anjuran salah seorang gurunya selama di Banten yaitu Syekh Sohib Kadu Pinang.

Mula-mula KH. Tubagus Muhammad Falak belajar ilmu tafsir Quran dan fiqh kepada Syekh Nawawi Al-Bantany dan Syekh Mansur Al-Madany yang keduanya berasal dari Indonesia. Dalam bidang ilmu Hadist beliau belajar kepada Sayyid Amin Qutbi dan dalam ilmu tasawwuf beliau belajar kepada Sayyid Abdullah Jawawi. Sedangkan dalam ilmu falak beliau belajar kepada seorang ahli ilmu falak bernama Sayyid Affandi Turki. Khusus dala ilmu fiqh, beliau belajar kepada Sayyid Ahmad Habasy, dan Sayyid Umar Baarum. Setelah dewasa KH. Tubagus Muhammad Falak memperdalam ilmu hikmat dan ilmu tarekat kepada Syekh Umar Bajened, ulama dari Mekkah dan Syekh Abdul Karim dan Syekh Ahmad Jaha yang keduanya berasal dari Banten.

Di bidang fiqh beliau belajar pula kepada Syekh Abu Zahid dan Syekh Nawawi Al-Falimbany. Di samping nama-nama di atas, selama di Mekkah beliau juga menuntut ilmu di bawah bimbingan ulama-ulama besar lainnya antara lain: Syekh Ali Jabrah Mina, Syekh Abdul Fatah Al-Yamany. Syekh Abdul Rauf Al-Yamany. dan Sayyid Yahya Al-Yamany. Bahkan selama di Indonesia, baik sebelum pergi maupun pada saat kembali dari Mekkah, KH. Tubagus Muhammad Falak berguru dan memperdalam ilmu pengetahuan kepada beberapa ulama besar banten diantaranya Syekh Salman, Syekh Soleh Sonding. dan Syekh Sofyan.

Selama berada di Timur tengah, KH.Tubagas Muhammad Falak berkunjung ke Baghdad Irak dan sempat berguru kepada ulama Mekkah yang sedang berada di Baghdad yaitu Syekh Zaini Dahlan. Di sana beliau pernah berziarah ke makam Syekh Abdul Qodir Jailani. Sedangkan selama berada di Madinah beliau berziarah ke makam Nabi Besar Muhammad SAW. Selama mukim pertama di Mekkah dan Madinah, KH.Tubagus Muhammad Falak seangkatan dengan Syekh Kholil Bangkalan yang pada periode yang sama tepatnya sekitar tahun 1860-an menuntut ilmu di Mekkah.
Setelah periode mukim pertama di Mekkah selama kurang lebih 21 tahun lamanya, KH. Tubagus Muhammad Falak kembali ke Nusantara pada tahun 1878

Dalam konteks pergerakan kebangsaan melawan penguasa kolonial, dalam salah satu keterangan disebutkan bahwa KH.Tubagus Muhammad falak menjadi salah satu kiai banten yang turut aktif dalam pemberontakan petani banten 1888 yang dimotori oleh para kiai tarekat, diantaranya Syekh Abdul Karim, KH. Asnawi Caringin, KH. Tubagus Wasid dan KH.Tubagus lsmail. Akibat aktifitas politik tersebut beliau menjadi salah seorang yang menjadi sasaran untuk ditangkap oleh Belanda. Periode tersebut bertepatan dengan periode kepulangan beliau dari timur tengah ke Nusantara.

Pada tahun 1892, KH. Tubagus Muhammad Falak kembali ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan kembali memperdalam ilmu di sana hingga menjelang awaI abad ke-20 dan mengalami masa kebersamaan dalam kurun waktu yang sama dengan KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan, kedua tokoh agama pendiri dua organisasi besar di Nusantara yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. selama berada di Mekkah dan Madinah pada periode pertama dan kedua, beliau sangat dikenal oleh para ulama baik seangkatan maupun angkatan yang lebih muda khususnya yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara yang sedang menuntut dan memperdalam ilmu di sana.

Kemudian pada awal abad 20 setelah kepulangannya dari Timur Tengah, KH. Tubagus Muhammad Falak memulai aktititas pendirian pesantren setelah melalui masa perintisan yang cukup panjang baik setelah melalui aktititas dakwah dan syiar Islam sejak dari pandeglang hingga ke pelosok-pelosok di daerah bogor dan sekitarnya maupun setelah merintis pengajian di daerah pagentongan.

Pendirian Pesantren Al-Falak di pagentongan bogor oleh KH. Tubagus Muhammad Falak merupakan perwujudan akhlak yang ditunjukan oleh beliau sebagai seorang ulama yang telah mengalami perjalanan intelektual dan spiritual yang panjang di Timur Tengah untuk memberikan pendidikan dan pengajaran kepada masyarakat serta mernberikan penerangan-penerangan bagi ummat dalam hal keislaman. begitu banyak kalangan yang datang kepada beliau untuk menjadikan dirinya sebagai guru yang dipandang memiliki kedalaman dan keluasan ilmu pengetahuan agama Islam.

Dan begitu banyak pula para santri yang telah mendapatkan bimbingan beliau menjadi kiai, tokoh agama yang merupakan pendiri dan pemimpin pondok pesantren dan majelis ta`lim serta guru-guru agama Islam yang tersebar di berbagai pelosok di Indonesia dan Mancanegara. bahkan banyak pula para santri beliau yang telah menjadi birokrat dan politisi di Indonesia.

Khusus dalam konteks pergerakan, aktifitas KH. Tubagus Muhammad Falak dalam gerakan kebangsaan semakin terlihat mantap ketika beliau semakin banyak berinteraksi dengan para tokoh pergerakan nasional dari berbagai kalangan diantaranya H.O.S Cokroaminoto, Ir. Soekarno, dan berbagai tokoh pergerakan nasional lainnya. kemudian pada masa sebelum dan masa revolusi fisik 1945-1949, KH. Tubagus Muhammad Falak telah tercatat sebagai salah searang ulama besar Indonesia yang menjadi tokoh Spiritual dalam bidang kerohanian di laskar Hizbullah yang pelatihannya berpusat di daerah Cibarusa dan pemimpin spiritual di bogor yang senantiasa membangkitkan semangat Jihad fii Sabilillah melawan penjajah untuk membela dan mempertahankan republik Indonesia. Pada masa-masa kritis beliau banyak didatangi oleh banyak masyarakat dari kalangan sipil dan militer untuk meminta keberkahan atas karomah yang diyakini di miliki oleh beliau.

Peran beliau tersebut secara langsung telah mendorong semangat dan kemantapan rakyat khususnya di daerah bogor untuk memperjuangkan Republik Indonesia sebagai negeri berdaulat. Karena aktifitas perlawanan tersebut, pasukan belanda yang berada di bogor melakukan penyerangan ke Pagentongan yang mengakibatkan wafatnya. tujuh orang warga Pagentongan. Setelah melakukan aksi penyerangan tersebut pasukan belanda kemudian menangkap KH. Tubagus Muhammad Falak dan sebagian besar warga Pagentongan yang kemudian dipenjarakan di daerah Gilendek. Namun atas kehendak Allah SWT dan atas wasilah pengaruh KH. Tubagus Muhammad Falak yang sangat besar di masyarakat dan dikhawatirkan dapat membangkitkan semangat perlawanan yang lebih besar lagi maka KH. Tubagus Muhamrnad Falak kemudian dibebaskan bersama warga lainnya.

Selama hidupnya KH. Tubagus Muhammad Falak yang dikenal sebagai tokoh kharismatik yang memiliki pengaruh yang sangat mendalam di Masyarakat serta menjadi pusat kunjungan para tokoh politik dari kalangan sipil maupun militer dan tokoh agama di tingkat lokal dan nasional serta para ulama dan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka datang berkunjung kepada beliau untuk berbagai macam keperluan, bersilaturahmi, menuntut ilmu, meminta keberkahan, dan beramah tamah dengan beliau. Selama hidupnya, KH. Tuhagus Muhammad Falak telah memenuhi fungsi sosial sebagai seorang ulama yang memberikan pengobatan dengan metode spiritual healing yaitu suatu usaha penyembuhan penyakit dengan iman dan keyakinan.

Adapun gelar falak yang selama hidupnya melekat pada beliau rnerupakan gelar yang diberikan oleh gurunya yang bernama Sayyid Affandi Turki oleh karena kecerdasan dan keahlian beliau dalam menguasai ilmu hisab dan ilmu falak yang diajarkan oleh gurunya tersebut. Beliau yang dikenal di Mekkah dengan sebutan Sayyid Syekh Muhammad Falak ini selama hidupnya memiliki hubungan interaksi yang amat luas dan memiliki kedekatan dengan ulama-ulama besar di dalam dan luar Nusantara yang sebagian besar pernah berkunjung kepada beliau di Pagentongan antara lain: Syekh Abdul Halim Palembang, Syekh Abdul Manan Palembang, Syekh Abdul Qodir Mandailing, Syeikh Ahmad Ambon, Syekh Daud Malaysia, Tuan Guru Zainuddin Lombok, Guru Zaini Ghoni Martapura, Habib Soleh Tanggul Jawa Timur, Habib Umar Alatas, Habib Idrus Pekalongan, Habib Ali Al-Habsy Kwitang, Habib Abu Bakar

Kwitang dan para habaib dan kiai dari berbagai daerah lainnya di Nusantara.
Ayahandanya KH. Tubagus Abas dikenal sebagai seorang ulama besar di Banten. Ia sebagai pendiri dan pemimpin pondok pesantren Sabi, hampir separuh usianya dihabiskan untuk mendidik santri-santrinya. Dari beliaulah pertama kali KH. Falak mendapat pendidikan dalam bidang baca tulis Al Qur’an, Sufi dan terutama pemantapan Aqidah Islam, bahkan karena cintanya kepada ilmu, di usianya yang masih muda, K.H Falak sempat mengembara selama 15 tahun untuk menggali dan menuntut ilmu ke beberapa ulama besar yang ada di daerah Banten dan Cirebon.

Melalui garis keturunan dari Ayahnya. KH Falak berasal dari keturunan keluarga besar kesultanan di Banten, bahkan merujuk kepada silsilah keluarganya, KH. Falak termasuk keturunan salah seorang mubalighin utama (Walisongo) yang memiliki putra bernama Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengan gelar Sunan Gunung Djati.

Selama di Mekah KH. Falak tinggal bersama Syekh Abdul Karim, dari Syeh Abdul Karim hingga akhirnya mendapatkan kedalaman ilmu tarekat dan tasawuf, bahkan oleh Syekh Abdul Karim yang dikenal sebagai seorang Wali Agung dan ulama besar dari tanah Banten yang menetap di Mekah itu. KH. Falak dibai’at hingga mendapat kepercayaan sebagai mursyid (guru besar) Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah.
Pada tahun 1878. KH Falak kembali ketanah air. Selama beberapa pekan K.H. Falak tinggal di tempat kelahirannya Pandeglang Banten dan mendapat kepercayaan untuk memimpin pesantren Sabi yang ditinggalkan oleh ayahnya.

Tetapi seperti pada umumnya perjalanan seorang mubalighin, aktivitas da’wah dan tablignya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam tidak akan terhenti sampai disana demikian juga dengan apa yang dilakukan oleh KH Falak, sebagai wujud untuk mengembangkan dan mengamalkan ilmunya, sejak tahun itu juga beliau mulai melancarkan aktivitas tablig dan da’wah secara estafet. Dimulai dari daerah Pandeglang, Banten hingga sampai ke Pagentongan Bogor dan bermukim disana hingga wafatnya.

Selanjutnya Abah Falak menikah dengan seorang putri Pagentongan yang bernama Hajah Siti Fatimah dan mempunyai seorang putra tunggal yang bernama KH. Tb. Muhammad Thohir Falak (dikenal sebagai Bapak Aceng) .

Karomah KH Falak
KH. Tubagus Muhammad Falak bin Tubagus Abbas adalah seorang ulama kharismatik yang sampai saat ini masih diziarahi oleh banyak orang, ini menunjukan suatu bukti bahwa semasa hidupnya beliau memiliki kedalaman ilmu dan pengaruh yang sangat luas diberbagai khayalak.

Pernyataan seperti itu didukung oleh pengakuan beberapa ulama besar termasuk para Habib di nusantara, mereka memberikan pengakuan bahwa KH Falak merupakan seorang Waliyullah, hal itu pernah disampaikan oleh Habib Umar Bin Muhammad bin Hud Al-Attas (Cipayung ), Habib Soleh Tanggul Jawa Timur dan Habib Ali Al-Habsyi Kwitang. Jakarta.

Salah satu karomah KH. Falak adalah ketika tiga hari menjelang wafatnya beliau sempat dikunjungi oleh para gurunya yang telah tiada, seperti Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Said Abdul Turki, Syekh Abdul Karim bahkan juga Syekh Abdul Qodir Jailani. Selain itu diterangkan pula, bahwa KH. Falak sering melakukan perjalanan singkat antara Pagentongan–Banten. Selama di Banten beliau menjadi seorang ulama besar yang menjadi pusat kunjungan berbagai kalangan masyarakat Banten. Artinya, disana dapat dilihat tidak semata-mata seorang individu yang memiliki pengaruh luas. Tapi, jelas ada konteks kekaromahan yang dimilikinya dan diyakini khalayak masyarakat yang tidak mungkin dapat dituangkan secara keseluruhan didalam tulisan yang serba singkat ini.

Menurut KH. Zein Falak yang pernah menuturkan pengalamannya selama menjadi pengawal pribadi KH Falak. “Subhanallah -Tabarakallah. Abah Falak itu seorang yang Alim, Wali, ‘allamah, perawakannya kecil, kulitnya putih berseri. Beliau sangat ramah dan selalu tersenyum kepada yang menyapanya”, tutur KH. Zein.

Lebih jauh, lelaki keturunan kelima dari KH Falak yang lahir tahun 1940 itu menuturkan, “Abah Falak tinggi badannya sekitar 150 cm, Abah selalu memakai udeng (sorban yang dililitkan dikepala-red), wajahnya selalu berseri, tutur katanya lembut namun tegas dan jelas. Bahkan dikagumi oleh semua orang, baik dengan para ulama, habaib dan sahabat-sahabatnya yang datang bersilaturahmi kepadanya, Abah Falak dalam berbicara selalu menggunakan bahasa Arab yang fasih, sedangkan kalau kepada santri-santri dan tamunya selalu menggunakan bahasa sunda atau bahasa Indonesia.

Abah Falak, termasuk ulama besar yang selalu menjaga kebersihan dan kesehatan tubuhnya Karena itu sudah menjadi kebiasaan setiap pagi memakan dua telur ayam kampung, kemudian jalan-jalan sambil melihat-lihat [LINK=http://en.wikipedia.org/wiki/Pesantren]pondok pesantren[/LINK], madrasah, majlis ta’lim dan masjid”, tutur KH Zein.
Semasa hidupnya KH. Falak dikenal sebagai seorang yang dermawan, banyak orang yang datang kepadanya untuk meminta tolong dan beliau selalu memberikan pertolongan kepada orang-orang yang meminta pertolongan.

Yang tidak kalah menarik menurut penuturan KH. Zein, bahwa apabila kedatangan tamu yang niatnya tidak bagus, maka beliau seperti orang tuli.
“Pernah suatu saat Abah Falak kedatangan tamu yang minta nomor buntut. Pada saat orang itu mengutarakan maksudnya, Abah Falak bertanya berulang kali seolah-olah sama sekali tidak mendengar apa yang diutarakan orang itu, bahkan secara tiba-tiba, Abah Falak menyuruh orang itu pulang”. ujar KH Zein.

KH. Tubagus Muhammad Falak wafat pada waktu subuh pukul 04.15 hari Rabu tanggal 19 Juli 1972 atau tanggal 8 Djumadil Akhir 1392 H di usianya yang ke, 130 tahun di Pagentongan, Bogor. Beribu-ribu jemaah datang dari berbagai kalangan baik tokoh agama, politik dan militer serta masyarakat luas yang berasal dari dalam dan luar negeri. [LINK=http://en.wikipedia.org/wiki/Alhamdulillah]Alhamdulillah[/LINK], hingga saat ini Pesantren Al-Falak peninggalan KH. Tubagus Muhammad Falak diteruskan oleh anak cucu dari keturunan beliau. Semoga anak cucu dan keturunan beliau diberikan kesabaran, ketabahan dan kekuatan untuk meneruskan toriqoh dan perjuangan beliau ilaa yaumil qiyamah.

Sumber: Majalah Sufi

Keutamaan Al-Quran & Para Pecinta Al-Quran

Posted by Phinuss 0 comments



 Dinukil dari IHYA ULUMUDDIN karya Imam Al-Ghazali, terjemahan Ahmad Rofi’ Usmani jilid 3 hal 135-137

Sahabats…
Marilah kita sama-sama merenungkan hadist dan atsar berikut….

Nabi SAW bersabda, ” Barangsiapa yang membaca Al-Quran, kemudian berpendapat bahwa ada sesuatu karunia yang lebih utama dari pada yang dikaruniakan kepadanya tersebut, ia telah meremehkan apa yang telah diagungkan oleh Allah SWT.”(HR Thabrani)


Nabi SAW bersabda, ” Tiada yang memberi syafaat, baik nabi, malaikat, maupun lainnya, yang kedudukannya lebih utama di sisi Allah SWT dari pada Al-Quran.”(HR Thabrani)

Nabi SAW bersabda,” Andaikan Al-Quran berada di dalam kulit yang tidak disamak, niscaya ia tidak akan disentuh api.” (HR Thabrani)

Nabi SAW bersabda,Ibadah umatku yang paling utama ialah membaca Al-Quran.” (HR Abu Na’im)

Nabi SAW bersabda,” Sungguh, Allah SWT membaca surah Thaa-ha dan surah Yaa-sin sebelum Ia menciptakan makhluk seribu tahun setelahnya. Maka ketika para malaikat mendengarkan Al-Quran, merekapun berkata, ‘Berbahagialah qalbu yang menghafalkan ini ! Berbahagialah lidah yang bertutur dengan ini !’ “ (HR Ad-Darimi)

Nabi SAW bersabda,” Yang terbaik di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR Bukhori)

Nabi SAW bersabda,” Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman,’ Barangsiapa yang menggunakan waktunya untuk membaca Al-Quran, sebagai ganti dari berdoa dan memohon kepada-Ku, niscaya Ku-berikan kepadanya pahala paling utama orang-orang yang bersyukur.” (HR Tirmidzi)

Nabi SAW bersabda,” Pada hari Kiamat kelak di atas bukit kecil dari misik hitam ada 3 kelompok yang tidak mengalami kesulitan akibat kegalauan waktu itu dani tidak terkena hisab amal perbuatan sampai usainya hisab yang dikenakan terhadap orang-orang lain. Mereka itu adalah orang yang membaca Al-Quran karena mengharap ridho Allah dan orang yang menjadi tokoh suatu masyarakat dan masyarakat itu suka kepadanya.”
Nabi SAW bersabda,” Para pecinta Al-Quran adalah para pecinta Allah dan orang-orang yang diistimewakan-Nya.” (HR An-Nasa’i)

Nabi SAW bersabda,” Qalbu berkarat bagaikan berkaratnya besi.” Kemudian beliau ditanya,” Wahai Rasulullah, Bagaimanakah cara membersihkannya?” Beliau menjawab,” (Dengan) membaca Al-Quran dan dzikrul maut (mengingat kematian).” (HR Al-Baihaqi)

Nabi SAW bersabda,” Perhatian Allah SWT kepada pembaca Al-Quran lebih besar dari pada perhatian pemilik penyanyi kepada penyanyinya.”

Sementara dalam atsar para sahabat dan para ulama, antara lain:
Abu Umamah al-Bahili berkata,” Bacalah Al-Quran dan janganlah kalian terpedaya oleh mushshaf-mushshaf yang bergantungan ini. Sungguh, Allah SWT tidak menyiksa qalbu yang menjadi tempat bagi yang menjadi tempat Al-Quran.”

Sementara Ibnu Mas’ud ra. berkata,” Bila kalian menghendaki ilmu pengetahuan bacalah Al-Quran! Sungguh, di dalam Al-Quran terdapat ilmu orang-orang dahulu dan orang-orang terkemudian.”
Ibnu Mas’ud ra. juga berkata,” Bacalah Al-Quran !! Sungguh, dengan setiap huruf darinya kalian akan Allah karuniai sepuluh kebajikan. Aku tidak mengatakan alif-lam-miim itu satu huruf, sungguh!! tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan miim satu huruf.”

Nah sahabats, setelah menyadari betapa sangat agungnya Al-Quran tersebut, mari kita prioritaskan mengkaji Al-Quran dalam hidup kita. Kemudian secara bertahap dengan senantiasa memohon bimbingan dan kemampuan dari Allah SWT kita berusaha mengamalkannya, gimana?

Surat Al-Fatihah

Posted by Phinuss 0 comments

[1:1] Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


[1:2] Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.


[1:3] Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


[1:4] Yang menguasai di Hari Pembalasan (Hari Ad-din)


[1:5] Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.


[1:6] Tunjukilah kami jalan yang lurus,


[1:7] (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.